link-link oke :D => Home | Himaje UGM | Kedutaan Besar Jepang | About Himadol

#Kabuki


Kabuki



Himadol is back! Sekarang Himadol kembali dengan edisi baru yaitu edisi ke-10 yang bertema khusus “Japanese Traditional Artwork” alias kesenian tradisional Jepang! Sebenernya rada ga nyambung gitu sih, secara gitu kan kita abis berlebaran tau-tau Himadol kembali dengan tema yang menurut kita agak cadas buat diulas. Tapi itu sama sekali gak penting banget buat dibahas yang penting sehabis lebaran ini bagus kan kalo kita nambah-nambah pengetahuan gitu, pahala tuh! Karena yang akan kita bahas kali ini yaitu Kabuki! Sebentar, kalian tau kabuki gak nih? Kalo mau tau, itu loh yang orang-orang yang suka pake dandanan dan riasan super tebel dan putih... Kayak band legendaris KISS atau kalo punya Indonesia ala-ala kuburan band gitu lah.
.................................................................... Waduh, jadi basa-basi gini nih, mending kita liat Kabuki itu sebenernya apa sih? Baca atuh.

Kabuki (歌舞伎) itu adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor Kabuki terkenal dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok. Kementerian Pendidikan Jepang juga telah menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi. UNESCO juga telah menetapkan kabuki sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

Banyak pendapat mengenai asal kata dari Kabuki ini, salah satunya adalah kabusu yang ditulis dengan karakter kanji 歌舞 dengan ditambahkan akhiran す sehingga menjadi kata kerja 歌舞す yang berarti bernyanyi dan menari. Selanjutnya disempurnakan menjadi, Kabuki (歌舞伎) yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta 歌(うた) (lagu), mai 舞(まい) (tarian), dan ki 伎(き) (tehnik).

Selain yang telah dijelaskan diatas, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kata Kabuki ini berasal dari kata kabuki かぶき, kabuku かぶく, kabukan かぶかん, atau kabuke かぶけ yang ditulis dengan karakter kanji katamuku (傾). Karakter kanji katamuku yang dibaca kabuku ini secara harfiah berarti cenderung, condong, miring atau tidak sama dengan pemikiran umum (Kira-kira sama dengan kata iyou yang ditulis dengan kanji 異様, yang berarti aneh, asing, atau tidak sama dengan keadaan masyarakat disekitarnya pada waktu itu). Kata ini digunakan untuk menyebutkan orang-orang yang cenderung atau condong ke arah duniawi, dan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah laku aneh.

Pendapat yang mengatakan penamaan Kabuki berasal dari kata katamuku ini dikarenakan pada saat Kabuki pertama kali diperkenalkan oleh Okuni, seorang Miko 巫女 (pendeta wanita) dari daerah Izumo, Okuni memakai kostum laki-laki dengan membawa pedang dan mengenakan aksesoris-aksesoris yang tidak lazim pada zaman tersebut, seperti rosario yang dikenakan di pinggang bukan digantungkan dileher. Ceritanya pun berkisar tentang seorang laki-laki yang pergi bermain-main ke kedai teh untuk minum-minum bersama para wanita penghibur. Hal ini kemudian diasosiasikan dengan kumpulan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah-laku aneh serta tidak lazim yang muncul pada saat itu, yang dikenal dengan nama kabukimono ( カブキモノ ).

Setelah melalui beberapa perkembangan akhirnya kabuki ditulis dengan tiga karakter kanji yaitu uta 歌 (lagu), mai 舞 (tarian), dan ki 妓(seniman wanita) yang kemudian karakter kanji ki 妓 diubah menjadi ki 伎, sehingga Kabuki ditulis menjadi 歌舞伎(かぶき) yang sekarang ini. Penamaan Kabuki dengan menggunakan tiga karakter kanji di atas, dikarenakan tiga karakter di atas dianggap sesuai dengan unsur-unsur yang ada di dalam pertunjukan teater Kabuki itu tersebut. Adapun pada awalnya karakter ki, ditulis dengan 妓dikarenakan Kabuki pada awalnya lahir dari seorang seniman wanita yang bernama okuni 阿国(おくに) dari kuil Izumo tadi.

Sejarah Kabuki

Sejarah Kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temmangu, Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil Izumo Taisha, tapi mungkin juga seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh (kabukimono), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde).

Dalam perkembangannya, kabuki digolongkan menjadi Kabuki-odori (kabuki tarian) dan Kabuki-geki (kabuki sandiwara). Kabuki-odori dipertunjukkan dari masa kabuki masih dibawakan Okuni hingga di masa kepopuleran Wakashu-kabuki, remaja laki-laki menari diiringi lagu yang sedang populer dan konon ada yang disertai dengan akrobat. Selain itu, Kabuki-odori juga bisa berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.

Musik pengiring Kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto (Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk Kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.


Bibit-Bebet-Bobot

Judul pertunjukan Kabuki disebut Gedai (外題) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (芸題 nama pertunjukan). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōji (娘道成寺) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan Kyōkanoko (京鹿子) (3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami (都鳥廓白波) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (忍ぶの惣太). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (八幡祭小望月賑) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (縮屋新助). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.

Beberapa di antara istilah Kabuki diserap ke dalam perbendaharaan kata bahasa Jepang, misalnya:
Sashigane
Di atas panggung bila perlu adegan yang melibatkan aktor Kabuki mengejar kupu-kupu atau burung, pembantu yang disebut Kōken (asisten di panggung yang sering berpakaian hitam) memegangi tongkat panjang yang diujungnya terdapat kupu-kupu atau burung yang disebut Sashigane. Dalam bahasa Jepang, istilah sashigane digunakan dalam konotasi negatif "orang yang mengendalikan".
Kuromaku
Di panggung pertunjukan Kabuki, malam dinyatakan dengan tirai (maku) berwarna hitam (kuro). Dalam bahasa Jepang, dalam istilah sekai no kuromaku (dunia tirai hitam) kata kuro (hitam) berubah arti menjadi "jahat". Dalam bahasa Jepang kuromaku berarti "dalang" seperti dalam arti "dalang kejahatan".

[DRF]

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c8/Tokyo_Kabuki-za-Theatre_1831.jpg/800px-Tokyo_Kabuki-za-Theatre_1831.jpg
http://en.wikipedia.org/wiki/Kabuki
http://www.japan-guide.com/e/e2090.html
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24650/4/Chapter%20I.pdf
http://www.republika.co.id/berita/senggang/seni-budaya/12/03/09/m0mcq1-kabuki-teater-tanpa-wanita
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/da/Kabuki_performance-J._M._W._Silver.jpg/800px-Kabuki_performance-J._M._W._Silver.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ae/Shibaraku%2C_Kabukiza_November_1895_production.jpg/800px-Shibaraku%2C_Kabukiza_November_1895_production.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5f/Heike_Ny%C5%8Dgo-ga-shima_by_Shibakuni_and_Hokush%C5%AB.jpg/800px-Heike_Ny%C5%8Dgo-ga-shima_by_Shibakuni_and_Hokush%C5%AB.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat Corner

Mohon berikan pesan, kesan, kritik dan saran agar kominfo himaje ugm menjadi lebih baik lagi. Terimakasih :^)